Bentuk puisi ini berbait dan berirama tetapi tidak terikat oleh jumlah
bait, jumlah baris, jumlah silaba dan rima. Puisi baru lebih mementingkan isi
daripada irama.
Berdasarkan isinya, puisi baru dibedakan atas balada, elegi, romans,
ode, himne, epigram, dan satire.
a.
Balada
à bentuk puisi baru yang
isinya berupa cerita dan kisah perjalanan hidup seseorang.
b.
Elegi
à bentuk puisi baru yang
berisi kesedihan, suara sukma yang meratap, batin yang mengeluh, serta tangisan
hati.
c.
Romansa
à bentuk puisi baru yang
isinya merupakan luapan perasaan kasih sayang, cinta terhadap sesama.
d.
Ode
à bentuk puisi baru yang
isinya berupa sanjungan kepada pahlawan. Bentuk puisi ini juga dikatakan puisi
kepahlawanan.
e.
Himne
à bentuk puisi baru yang
isinya berupa sanjungan terhadap Tuhan.
Contoh himne:
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)
f. Epigram à bentuk puisi baru yang
isinya mengandung semangat yang ditujukan kepada generasi muda.
Contoh epigram:
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)
g. Satire à Bentuk puisi baru yang
berisi sindiran.
Contoh satire:
Aku bertanya
tetapi
pertanyaan-pertanyaanku
membentur
jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak
tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(Rendra)
No comments:
Post a Comment