Thursday, January 17, 2013

JENIS-JENIS PARAGRAF


JENIS-JENIS PARAGRAF
            Paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
A.    Paragraf Deduktif
Paragraph Deduktif yaitu paragraph yang memili kalimat utamanya terletak di awal kalimat.
Contoh :
Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dll. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas.

Penjelasan dan catatan penting paragraf Deduktif ;
1.      Kalimat utama berada di awal paragraf
2.      Menyatakan dari halyang umum (luas) ke hal yang khusus

B.     Paragraf Induktif
Paragraf Induktif yaitu paragraph yang memiliki kalimat utamanya terletak di akhir kalimat.
Contoh :
Guru menguasai materi dengan baik. Siswa terkelola dalam suasana pembelajaran yang kondusif. Proses pembelajaran aktif dan partisipatif. Evaluasi dilaksanakan sebagai pengukuran tingkat penyerapan siswa. Hal-hal di atas merupakan indikasi menuju keberrhasilan pembelajaran di kelas.

Penjelasan dan catatan penting paragraft Induktif
1.      Kalimat utama berada di akhir paragraf
2.      Menyatakan dari hal yang khusus ke hal yang umum (luas)

C.    Paragraf Campuran
Paragaraf Campuran adalah paragraph yang kalimat utamanya terletak di awal dan di akhir paragraph.
Contoh :
Bahasa sangat penting dalam kehidpan kita. Untuk berkomunikasi kita menggunakan bahsa. Untuk mewarisi dan mewariskan kebudayaan, kita memerlukan bahasa. Sekali lagi, betapa pentingnya bahasa bagi kehidupan kita.

Penjelasan dan catatan penting paragraph Campuran
1.      Kalimat utama berada di awal dan ditegaskan kembali pada akhir paragraph
2.      Menyatakan dari hal yang umum (luas) ke hal yang khusus dan di tegaskan kembali pada hal yang umum (luas)
D.    Paragraf Naratif
Paragraf Naratif adalah paragraph yang gagasan utmanya tersebut secara seimbang dan merata pada setiap kalimat.
Contoh :
Seseorang sedang menyapu sambil menembang. Pak Mo mengumpulkan daun-daun kering di sudut halaman. Esok hari pekerjaan yang sama menghadang di tempat yang sama. Daun-daun jatuh dan pak Mo menyapunya lagi. Begitulah rupanya hakikat dari hidup, selalu menuntut dibersih-bersihkan karena sampah dapat dating setiap saat, setiap desah nafas.

Penjelasan dan catatan penting paragraph Naratif
1.      Semua kalimat dalam paragraph itu terintegrasi secara baik, menggambarkan pikiran yang terjadi terdapat dalam paragraf
2.      Semua kalimat merupakan satu kesatuan isi. Satu kalimat pun tidak boleh sumbang

Paragraf berdasarkan tujuanya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
A.    Paragraf Pembuka
Paragraf Pembuka merupakan paragraph yang berperan sebagai pengantar masalah yang akan disampaikan dalam isi karangan.
B.     Paragraf Penghubung
Paragraf Penghubung merupakan paragraph yang berisi seluruh persoalan dalam suatu karangan.
C.    Paragraf Penutup
Paragraf Penutup merupakan paragraph yang berisi kesimpulan atas uraian yang dikemukakan untuk mengakhiri suatu karangan.


Monday, January 7, 2013


UNTUK SEORANG KAKAK DIBULAN RAMADHAN


“hello kakakku yang baik yang pintar...dan” Resi merayu kakaknya yang sedang mengerjakan tugas dilaptop.
“apa heh?? Mau minta bantuan ya? Kelihatan amet kamu, Res” celetuk Kadita.
“ya umm..um.. iya sih.hehehe..” Resi menggaruk kepalanya polos
Kadita bangkit dari kasur dan duduk disamping Resi. “mau minta bantuan apa adikku sayanggg?”
“anu..kak. Nanti aku minjem laptopnya ya kakakku,lucu imut deh ah kakak” ia merayu,lalau pergi.
“huh dasar ada maunya pasti deh muji-muji.giliran enggak ? ehemm..”

Kadita menyelesaikan lagi tugasnya, dan setelah mendengar adzan asar ia bergegas mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat asar.
“yeee.. rajin amet. Haha” ledek Resi
Kadita melotot,ia tak terlalu menggubris ledekan Resi “hem... ya ya ya”
Bulan Ramadhan tahun ini, memang Kadita dan kedua adiknya Resi dan Fathan ditinggal seorang ibu, yang telah lama dirundung sakit kanker selama berbulan-bulan. Memang pahit,amat pahit rasanya tapi Kadita sebagai anak sulung, ia ingin berusaha lebih baik untuk kedepannya walau tanpa seorang mama tercinta disamping mereka.

Nenek dan pembantu rumah,Mbak wiwik sedang sibuk menyiapkan persiapan buat berbuka puasa.Kadita juga ikut membantu menyiapkan minum dimeja makan setelahnya ia selesai mengerjakan tugas.
“ini siapin di meja makan aja ya Nek. Biar entar gampang terus gak banyak debu.” Ujar Kadita.
“iyaaa..sekalian juga ya simpenin makanan yang lainnya Dit!” Pinta Nenek
“iya oke deh, Nek” Kadita tampak semangat membantu.

Tak lama adzan magrib berkumandang semua umat muslim sangat bersorak bahagia tentunya pula dengan kebersamaan yang terjalin. Kadita sekeluarga berbuka dengan makanan buatan nenek yang menurut dirinya dan anggota keluarga lainnya sangat lezat dan bikin selera makan nambah.
“allhamdulillah...” serempak beberapa anggota keluarga Kadita
“allhamdulillah... ayo ta’jilnya dulu tuh dimakan!” Kata Nenek lembut
“iya aku mau aku mau!” Resi mulai rempong berbuka

KETEGARAN CINTA BERTASBIH


Seorang sahabat, Mimi namanya, kami bersahabat puluhan tahun sejak kami sama-sama duduk di sekolah dasar (SD), selama beberapa tahun itu saya mengenalnya, sangat mengenalnya, Mimi gadis sederhana, anak tunggal seorang juragan sapi perah di wilayah kami, memiliki mata sebening kaca, dan lesung pipit yang manis menawan siapa saja akan runtuh hatinya jika memandang senyumnya, termasuk saya’. dan nilai tambahnya adalah dia seorang yang sangat sholehah, yang patuh pada kedua orang tuanya.

Tetapi Ranu, Don Juan yang satu ini juga sangat menyukai Mimi, track recordnya tidak menggoyahkannya untuk merebut hati Mimi. Sedangkan saya hanya bisa menatap cinta dari balik senyuman tipis ketegaran.
Setiap pagi hari, petugas rutin kantor pos pasti sudah nangkring di sudut rumah besar di ujung gang kampung kami, (rumah Mimi).

Menunggu pemilik rumah membukakan pintu demi dilewati selembar surat warna merah jambu milik Ranu untuk sang pujaan hatinya.

Sedang Mimi yang semula tak bergeming, menjadi kian berbunga-bunga diserang ribuan rayuan gombal milik don juan.

Merekapun pacaran dari mulai kelas 1 SMP bayangkan, hingga menikah. Sebagai tetangga sekaligus teman yang baik, saya hanya bisa mendukung dan ikut bahagia dengan keadaan tersebut. (walaupun hati ini meratap) Apalagi Mimi dan Ranu saling mendukung, dan sama-sama bisa menjaga dirinya, hingga ke Pelaminan,,Insyaallah.

Hingga tiba ketika selesai kuliah, mereka berdua ingin mewujudkan cita-cita bersama, membina keluarga, yang sakinah, mawaddah, dan warohmah.

Namun, namanya hidup pasti ada saja kendalanya, dibalik kesejukan melihat hubungan mereka yang adem anyem, orang tua Ranu yang salah satu anggota di DP….!! itu, menginginkan Ranu menikahi orang lain pilihan kedua orang tuanya, namun Ranu rupanya cinta mati dengan Mimi, sehingga mereka memutuskan untuk menikah, sekalipun diluar persetujuan orang tua Ranu, dan secara otomatis Ranu, diharuskan menyingkir dari percaturan hak waris kedua orang tuanya, disertai sumpah serapah dan segala macam cacian.

Ranu akhirnya melangkah bersama Mimi, setelah menikah, mereka pergi menjauh keluar dari kota kami, Dumai, menuju Pekan Baru, dengan menjual seluruh harta peninggalan kedua orang tua Mimi yang sudah tidak ada, (semenjak Mimi di bangku SMA, orang tuanya kecelakaan). Untuk mengadu nasibnya menuju ke Pekan Baru " Kota Bertuah" Istilah si Mimi dan Ranu.

Cerpen Cinta
Cerpen Cinta
Saya hanya dipamiti sekejap, tanpa bisa berkata-kata, hanya saling bersidekap tangan didada dan terharu panjang, Mimi menitipkan salam untuk Ibu yang sudah dianggapnya seperti Ibunya sendiri.

Masih tajam dalam ingatan, Mimi pergi bergandengan tangan dengan sang kekasih abadi pujaan hatinya “Ranu”, melenggang pelan bersama mobil yang membawa mereka menuju "Kota Bertuahnya" Pekan Baru.
Selama setahun, kami masih rutin berkirim kabar, hingga tahun kelima, dimana saya masih membujang dan masih menetap tinggal di Dumai, sedang Mimi entah kemana, hilang tak ketahuan rimbanya, setelah surat terakhir mengabarkan bahwa dia melahirkan anak keduanya, kemudian setelah itu kami tidak mendengar kabarnya, lagi.

Bahkan Ibuku yang sudah berhijrah hampir tiga tahun ini di Pekan Baru tempat kakakku juga tidak bisa melacak keberadaan Mimi, Mimi lenyap ditelan bumi, hanya doa saya dan Ibu serta sahabat-sahabat yang lain yang masih rutin kami panjatkan, untuk keberuntungan Mimi di sana.

Sampai di suatu siang yang terik, di hari sabtu, kebetulan saya berada dirumah karena kantor memang libur dihari sabtu dan minggu, tiba-tiba saya dikejutkan oleh suara ketokan pintu dikamar, mbak "Inul" patner kerja (alias Pembantu) kami mengabarkan ada tamu dari Pekan Baru, siapa gerangan pikir saya ketika itu.
Setelah saya temui, lama sekali saya memeperhatikan tamu tersebut, perempuan cantik berkulit putih, tapi bajunya sangat lusuh beserta ketiga anaknya, yang dua laki-laki kurus, bermata cekung terlihat sangat kelelahan, dan seorang bayi mungil dalam gendongan.

Sejenak saya tertegun, lupa-lupa ingat, hingga suara perempuan itu mengejutkan saya " Faris….Faris khan !", sejenak, dia ragu-ragu, hingga kemudian berlari merangkul saya, sambil terisak keras dibahu saya, saat itu saya hanya bisa diam tertegun dan tak tahu mau melakukan apa, dan saya tidak bisa menepis karena hal ini bukan muhrimnya.

Lalu setelah ia puas menangis, pelukan itu baru lepas, ketika kami dikejutkan oleh tangis bayi Mimi yang keras, yang rupanya tanpa kami sadari telah menyakitinya, dan menekan bayi itu dalam pelukan kami. Masyaallah !.semoga Allah mengampuni…..

Saya menjauhkannya dari bahu saya sambil masih ragu, berguman pelan "Mimi…Mimikah ?" Masyaallah…!, sekarang giliran saya yang ingin merangkul Mimi, tapi karena syari’at masih membayang dibatin. Aku hanya bisa bersidekap tangan didada tanpa bisa meluapkan perasaanku melihat kondisinya. Anak-anak Mimi yang melihat kami hanya termangu,

Mimi terlihat lebih tua dari usianya, namun kecantikan alaminya masih terlihat jelas, badannya kurus, dengan jilbab lusuh, yang berwarna buram, membawa tas koper berukuran besar yang sudah cuil dibeberapa bagian, mungkin karena gesekan atau juga benturan berkali-kali, seperti orang yang telah berjalan berpuluh-puluh kilometer.

Tanpa dikomando saya langsung mempersilahkan Mimi masuk kedalam rumah, membantu membawakan barang-barangnya, dibantu mbak Inul, meletakkan barangnya di ruang tamu, rumah saya.
Menunda beberapa pertanyaan yang telah menggunung dipikiran saya, Saya menatap dalam-dalam, Mimi sedemikian berubahnya, perempuan manis yang dulu saya kenal kini terlihat sangat berantakan, Masyaallah !, Mimi …ada apa denganmu!.

Saya menunda pertanyaan saya, hingga Mimi dan anak-anaknya mau saya paksa beristirahat beberapa hari dirumah saya, ia tidur dikamar ibu yang sudah dirapikan mbak Inul, saya rindu padanya, dan juga terharu melihat keadaannya.

Beberapa hari beristirahat dirumah saya, saya baru berani menanyakan tentang kabar keadaannya sekarang. Kami duduk diruang tamu sambil cerita ringan.

Semula Mimi terdiam seribu bahasa pada saat saya tanya keadaan Ranu, matanya berkaca-kaca, saya menghela nafas dalam, menunggu jawabannya lama, dalam hitungan menit hingga keluarlah suara parau dari mulutnya…

"Mas Ranu, Ris….sudah berpulang kepada-Nya lima bulan yang lalu".
"Oh" desah saya pelan, kata-kata Mimi membuat saya tercekat beberapa saat, namun sebelum saya sempat menimpali, bertubi-tubi Mimi menangis sambil setengah meracau "Mas Ranu kena kanker paru-paru, karena kebiasaannya merokok tiga tahun yang lalu, semua sisa peninggalan orang tuaku sudah habis terjual ludes, untuk biaya berobat, sedang penyakitnya bertambah parah, keluarga mas Ranu enggan membantu, kamu tahu sendiri khan, aku menantu yang tidak diinginkan, dan ketika Mas Ranu meninggal, orangtuanya masih saja membenciku, mereka sama sekali tidak mau membantu, aku bekerja serabutan di Pekan Baru, Ris.., mulai jadi tukang cuci, pembantu rumah tangga, dsb, hingga Mas Ranu meninggal, keluarganya, hanya memberiku uang sekedarnya untuk penguburan Mas Ranu, hingga aku terpaksa menjual rumah tempat tinggal kami satu-satunya, dan dari sana aku membayar semua tagihan rumah dan hutang-hutang pada tetangga, sisanya aku gunakan untuk berangkat ke Dumai, aku tidak sanggup mengadu nasib disana Ris…." Kata-kata Mimi berhenti disini, disambut isak tangisnya, sedang saya yang sedari tadi mendengarkan tak kuasa juga menahan haru yang sudah sedari tadi menyesak di dada.

Setelah kami sama-sama tenang, saya bertanya pada Mimi " Lalu apa rencanamu, Mimi ?".
Mimi tertegun… dia memandang saya nanar, saya menundukkan pandangan, karena saya takut terbawa rayuan syetan. kemudian dia mengulurkan tangan, memberikan seuntai kalung emas besar, "Sisa hartanya " begitu kata Mimi.

"Ini untukmu Ris.., aku gadaikan padamu, pinjami aku uang untuk modal usaha, dan kontrak rumah kecil-kecilan, aku tidak mau merepotkanmu lebih dari ini Ris..".

Aku yang menahan haru, sontak mataku langsung mengalirkan sesuatu, walaupun aku lelaki, namun hati ini bertindak sebagai makhluk tuhan yang berperasaan. kembali kami hanyut dalam haru.
Pelan-pelan saya, meraih kalung itu dari meja, menimbang-nimbang, pikiran saya melayang menuju sisa uang saya di amplop, dalam tas, Jum’at kemarin saya baru saja mendapat lembur-an, sebagai pegawai di suatu instansi, nilai lembur saya sangatlah kecil jika dibandingkan dengan pegawai yang lain tentunya, tapi itulah sisa uang saya, saya mengeluarkan amplop tersebut dari dalam tas, di kamar, semua saya infaqkan untuk Mimi, semata mata karena ikhlas.

Mimi menatap amplop di tangan saya, sejurus kemudian saya meletakkan amplop tersebut diatas meja sambil berkata "Ini sisa uangku Mimi, kamu ambil, nanti sisanya, biar saya pikirkan caranya, kamu butuh modal banyak untuk mulai usaha"

Keesokan harinya, saya menjual kalung Mimi, pada sahabat baik saya yang lain, kebetulan ia seorang pemodal-muslim, yang baik hati,.. "Thanks ya Hans".., saya menceritakan tentang keadaan Mimi pada mereka, Hans dan Istrinya banyak membantu " Ya Allah limpahilah berkah pada orang-orang baik seperti mereka".

Singkat cerita, Mimi bisa mulai usahanya dari modal itu, mengontrak rumah kecil didekat rumah saya, Alhamdulillah !, sekarang ditahun kedua, usahanya sudah menampakkan hasil, Mimi sudah sedemikian mandiri, banyak yang bisa saya contoh dari pribadinya yang kuat yaitu Mimi adalah pejuang sejati, ulet, sabar, dan kreatif.

Kuat karena Mimi enggan bergantung pada orang lain, dan tegar karena diterpa cobaan bertubi-tubi, Mimi tetap, kokoh, dan tidak bergeming sedikitpun, dia juga Smart, tahu dimana dia harus meminta pertolongan pada orang yang tepat, dan tentu saja muslimah yang taat beribadah, hingga Allah pun tak enggan membantunya.

Saya hanya berpikir dan yakin pasti ada jutaan Mimi-Mimi, diluar sana, akan tetapi pastinya sangat jarang yang melampui cobaan bertubi-tubi seperti dirinya dengan Indahnya.

Saya hanya ingin berbagi…..cobalah kita lihat, Mimi tetangga saya kini dan setiap pagi selalu menyapa riang saya, wajah cantiknya kembali bersinar, meskipun ia menyandang status janda. Yang kemudian dia tekun mendengar keluh kesah saya pada setiap permasalahan saya hadapi setiap harinya, termasuk ketika saya mulai mengeluh tidak betah dikantor sebagai pegawai sekian tahun, atau ketika saya menghadapi badai kemelut usia yang yang sudah berkepala tiga, apa kata Mimi

"Faris, Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan seseorang atau Allah lebih tahu apa yang terbaik bagimu, sedangkan kamu tidak".
Subhanallah ! Mimi, contoh kekuatan wanita muslimah, ada disana.
Dan jika saya sudah menyerah kalah pada permasalahan bertubi-tubi dalam hidup saya, maka Mimi membawa saya menuju pintu rumah mungilnya, didepan pintunya, saya melihat kepulasan tidur anak-anaknya di ruang tamu yang ia jadikan ruang tidur, sedangkan kamar tidur ia jadikan dapur untuk memasak, (sungguh rumah yang mungil) mereka berjejal pada tempat tidur susun yang reyot, dan juga tempat tidur gulung kecil dibawahnya, tempat si sulungnya tidur, kemudian katanya, "Lihatlah Ris, betapa berat menjalani hidup seorang diri, tanpa bantuan bahu yang lain, kalau tidak terpaksa karena nasib, enggan aku menajalaninya, Ris, sedang kamu, bersyukurlah kamu, masih memiliki masa depan yang panjang ".
Duh, gusti betapa baik hati Mimi ini, betapa malu saya dihadapannya, cobaan saya, tentu jauh lebih ringan dibanding dirinya, tapi betapa saya jarang bersyukur, sering mengeluh, dan sering merasa kurang.
"Stupid mind in the Stupid ordinary " Yang jelas watak Mimi dan kekuatannya menumbuhkan satu prinsip dihati saya bahwa " Karena aku adalah lelaki, aku harus  kuat dan tegar lebih dari wanita ini dalam menghadapi badai sekeras apapun, jika mungkin jauh lebih kuat dan tegar demi tangan-tangan mungil yang mungkin akan menjadi tangan-tangan perkasa yang siap mencengkram dunia, Insyaallah Amien"
Singkat cerita, saya pun berhenti dari pekerjaan yang lama, sekarang saya bekerja lebih mapan dari yang dulu. Karena setiap pulang kerja saya melintas didepan rumah Mimi, dan terus memperhatikan ketegarannya, akhirnya Allah menumbuhkan kembali cinta dihatiku. Sampai suatu saat aku pun melamarnya agar hubungan kami dihalalkan oleh syari’at. Mimi hanya bisa menunduk malu dan tersenyum melihat anak-anaknya yang akan memiliki ayah yang baru. Dalam hati, Mimi bertakbir dan bertahmid melihat kekuasaan Allah..
Allahu Akbar….



SEORANG GADIS ITU.....

18 April 2009
Seorang gadis itu...
Yang lembut fitrah tercipta, halus kulit, manis tuturnya, lentur hati ... tulus wajahnya, setulus rasa membisik di jiwa, di matanya cahaya, dalamnya ada air, sehangat cinta, sejernih suka, sedalam duka, ceritera hidupnya ...
Seorang gadis itu ...
hatinya penuh manja, penuh cinta, sayang semuanya, cinta untuk diberi ... cinta untuk dirasa ...
namun manjanya bukan untuk semua, bukan lemah, atau kelemahan dunia ... ia bisa kuat, bisa jadi tabah, bisa ampuh menyokong, pahlawan-pahlawan dunia ... begitu unik tercipta, lembutnya bukan lemah, tabahnya tak perlu pada jasad yang gagah ...

Seorang gadis itu ...
teman yang setia, buat Adam dialah Hawa, tetap di sini ... dari indahnya jannah, hatta ke medan dunia, hingga kembali mengecap nikmatNya ...
Seorang gadis itu ...
bisa seteguh Khadijah, yang suci hatinya, tabah & tenang sikapnya, teman lah-Rasul, pengubat duka & laranya ... bijaksana ia, menyimpan ilmu, si teman bicara, dialah Ã’ishah, penyeri taman Rasulullah, dialah Hafsah, penyimpan mashaf pertama kalamullah ...

Seorang gadis itu ...
bisa setabah Maryam, meski dicaci meski dikeji, itu hanya cerca manusia, namun sucinya ALLah memuji ... seperti Fatimah kudusnya, meniti hidup seadanya, puteri Rasulullah ... kesayangan ayahanda, suaminya si panglima agama, di belakangnya dialah pelita, cahya penerang segenap rumahnya, ummi tersayang cucunda Baginda ... bisa dia segagah Nailah, dengan dua tangan tegar melindung khalifah, meski akhirnya bermandi darah, meski akhirnya khalifah rebah, syaheed menyahut panggilan Allah.
Seorang gadis itu ...
perlu ada yang membela, agar ia terdidik jiwa, agar ia terpelihara ... dengan kenal Rabbnya, dengan cinta Rasulnya ... dengan yakin Deennya, dengan teguh aqidahnya, dengan utuh cinta yang terutama, Allah jua RasulNya, dalam ketaatan penuh setia . pemelihara maruah dirinya, agama, keluarga & ummahnya ...

Seorang gadis itu ...
melenturnya perlu kasih sayang, membentuknya perlu kebijaksanaan, kesabaran dan kemaafan, keyakinan & penghargaan, tanpa jemu & tanpa bosan, memimpin tangan, menunjuk jalan ...
KEAGUNGAN FAJAR CINTA


Malam yang dingin itu, Galin masih saja asyik memperhatikan monitor computer kerjanya. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Memang malam itu ia mendapat giliran kerja malam dari perusahaannya untuk memonitor pengolahan pabrik. Matanya sudah cukup lelah menahan kantuk. tetapi mau gimana lagi. Ia harus tetap fit karena tugas yang dibebankan perusahaan kepadanya.

Galin adalah sosok yang rajin, baik ditempat kerja maupun dilingkungan masyarakat. Ia bekerja disebuah perusahaan yang cukup ternama di negeri ini. Karena jiwanya yang bersemangat itu. ia dipercayakan atasannya untuk mengambil alih job suvervisor yang kebetulan sedang kosong.

Saat sedang asyik memainkan keyboard computernya, tiba-tiba nada alarm azan shubuh berkumandang di hp nya. Ia tinggalkan sejenak pekerjaan monitoringnya. Bergegas ia berwudhu’ dan menghadap Sang Ilahi.
Usai sholat, ia menghirup udara pagi sejenak dari jendela ruang kantornya. Tiba-tiba perasaannya jadi tidak enak saat mendengar nada hpnya berdering. Ia bingung “siapa pula yang nelpon pagi-pagi buta begini” suara batinnya bertanya.

“Assalamu’alaikum..
“Wa’alaikum salam..(ternyata ibu mertuanya yang menelpon).
“Ya bu… ada hal apa bu..? tanya galin.
“Maaf mengganggu kerjanya Lin. Ibu sebenarnya tidak mau mengganggu konsentrasi Galin. Tapi ini terpaksa.. jelas ibu mertuanya.
“Tak apa bu, kebetulan saya baru usai sholat shubuh”. Jawab galin bingung.
“Begini Lin.. si May pergi ndak tahu kemana. Tadi saat ibu hendak membangunkan si May sholat shubuh, ia tak ada dikamarnya. Dan dia pun tak pamit. Dia ada ngomong sama galin..?” jelas ibu mertuanya kebingungan.
“Lah.. kok bisa begitu bu. Tadi malam saat mau berangkat kerja dia masih ngantar saya kok bu.. semua baik-baik saja kok bu..
“Itulah.. ibu juga bingung. Ibu sudah coba cari dia ke semua ruangan. Tapi tak ada juga. Ibu tanya sama ayah, ayah juga tidak tahu..
“Iyalah bu.. saya akan pulang lebih awal.. ibu tenang ajalah dulu. Mungkin dia lagi beli sarapan..
“Iyalah…Baiklah kalo begitu.. assalamu’alaikum.
“Wa’alaikum salam..

Galin bingung, konsentrasi kerjanya terganggu. Ia heran kemana pergi istinya itu. kok ndak pamitan ya.. suara batinnya bergetir. Ia coba menghubungi hp nya tapi tidak aktif.

Sesampainya dirumah, ia mengumpulkan seluruh keluarganya. Semua menjawab tidak ada yang tahu. Muncul firasat kurang bagus dihatinya. Ia coba menghubungi seluruh famili terdekat. Tapi juga dengan jawaban yang sama.

Galin dan seluruh keluarga merasa khawatir. Ada apa yang terjadi dengan Maya. Sang istri yang baru tiga bulan ia nikahi hilang bak ditelan bumi. Mereka menunggu hingga siang. Saat suara azan zhuhur berkumandang, hati galin sudah merasa tidak karuan. Keluarga mengusulkan untuk melapor ke polisi. Tetapi galin mencegahnya. Ia tidak mau masalah ini diketahui tetangga. Bisa jadi aib bu.. Jawab galin menenangkan mertuanya.

Selesai sholat zhuhur, ia sambung dengan sholat hajat. Ia mohon kepada rabbnya yang mengatur segala kejadian untuk bisa menemukan jalan keluarnya.

Usai sholat, ia menyimpulkan untuk konsultasi kepada Faris teman kerjanya. Faris yang ia kenal sebagai seorang yang cukup dalam agamanya, mungkin bisa membantunya.

Ia coba menelpon faris, dan faris pun bersedia memenuhi undangannya. Namun, bagaimana pun rasa hati galin sudah tidak karuan lagi. Karena istri tercinta yang baru ia nikahi bagai lenyap dibawa angin. tak ayal, Inai tanda pernikahan dijari pun masih tersisa di ujung kuku.

Tak lama faris pun tiba dikediaman galin. Waktu sore sudah mau berganti senja. Seluruh keluarga semakin cemas, apalagi galin sang suami. Setelah diceritakan apa yang terjadi. Faris hanya mengatakan untuk bersabar. Seluruh keluarga kurang puas dengan pernyataan Faris itu, begitu juga galin sang rekan kerja.
Ternyata, rupanya faris menunggu saat waktu magrib tiba. Usai sholat magrib berjama’ah. Faris memimpin doa memohon kepada sang ilahi. Dan semua yang ada pun ikut memohon kepada Allah semoga misteri ini cepat terselesaikan.

Usai bermunajat. Semuanya berkumpul dan bermusyawarah diruang tamu. Galin pun angkat bicara.
Ris.. gimana ini.?
“Yang sabar Lin.. saya tak ada firasat jelek dalam hal ini. Kita husnuzhon saja.” Jelas Faris.
“Tapi ini udah malam Ris..” jawab galin risau.
“Iya nak Faris. Bapak dan ibu sudah sangat cemas ni.. takutnya Maya entah kenapa-kenapa.?” Mertua Galin menimpal. 
“Iya.. saya mengerti. Tapi firasat saya, ini hanyalah ujian Allah pak.. dan semua ini berpulang kepada bapak dan ibu. terutama galin. Apa pun yang kita lakukan, insya Allah akan dijawab Allah. Dan saya hanyalah hamba Allah yang mencoba membantu saudaranya.” Jawab Faris.

Galin dan mertuanya akhirnya memutuskan hendak melaporkan hal ini kepada polisi. Saat semuanya sedang bersiap hendak berangkat ke kantor polisi. Tiba-tiba suara bel pintu berbunyi… Tiiing…Tooong…
“Assalamu’alaikum… suara dari balik pintu.

“Wa’alaikum salam.. jawab galin setengah berlari kebingungan.
Saat pintu dibuka. Ternyata ada sosok wanita cantik yang tak lain dan tak bukan adalah Maya Sang istri tercinta.

“Subhanallah…. Dinda…..” teriak Galin.
Dan semua isi rumah pun setengah berlari menuju pintu mendengar hal itu.
“Alhamdulillah….” Gemuruh tahmid berkumandang dari bibir keluarga.
Galin bersyukur tetapi hatinya penasaran dan penuh tanda tanya, gerangan apa yang terjadi pada istrinya.
Beribu pertanyaan yang ada dikepalanya. Ia merasa ingin menumpahkan semua pertanyaan itu kepada istrinya.

Belum sempat pertanyaan bertubi-tubi hendak menyerang Maya. Ibu mertuanya menyuruh semua yang berada di pintu itu masuk kedalam.

Setelah semua berkumpul diruang tamu. Dan Maya sudah tahu akan diserang pertanyaan-pertanyaan. Maka Maya lebih dulu angkat bicara.

“Sebelumnya Maya minta maaf kepada seluruh keluarga terutama kepada Kanda (galin). Ini semua diluar kuasa Maya. Tadinya Maya ingin lebih dulu memberi tahu. Tetapi…”
“Tetapi kenapa dinda…” celetuk galin penasaran yang duduk disamping Maya.
“Begini kanda.. saat mendengar azan shubuh tadi pagi, Maya bangun dan hendak menunaikan sholat shubuh. Tetapi Maya merasa pusing dan mual. Mata Maya terasa berkunang-kunang. Lalu Maya coba membangunkan ibu, tapi ibu tak juga bangun. Lalu Maya berinisiatif hendak ke rumah sakit. Dan Maya minta maaf belum pamit dengan ibu dan ayah. Lalu Maya menelpon taksi dan sesampainya dirumah sakit, Maya pingsan dan baru siuman sekitar jam 11. lalu Maya coba menelpon kanda tapi batrei hp Maya ngedrop. Dan saat Maya bangkit dari tampat tidur rumah sakit hendak ke telepon umum. Mata maya kembali berkunang-kunang dan Maya kembali pingsan. Mungkin karena Maya belum sarapan tadi pagi. Maya akhirnya siuman sekitar jam 6 sore tadi.”

“Lalu bagaimana sekarang May.. dan apa kata dokter.?” Tanya ibunya penasaran.
Lalu Maya tiba-tiba memeluk mesra Galin sambil mengatakan Malu-malu.
“Kata dokteeeer……………..“MAYA HAMIL”
“Haaamiiill…..Subhanallah……….” Suara tasbih bergema memenuhi ruangan.
Seketika suasana mencair. Ribuan pertanyaan pun sudah terjawabkan. Dan galin pun bersujud syukur kepada sang Ilahi.

KU RAIH CINTANYA BIDADARI


 Pagi ini matahari bersinar dengan cerahnya, seakan akan ingin mengeluarkan semua sinarnya yang telah tersimpan selama hampir tiga hari. Karena selama tiga hari yang lalu hanya didominasi oleh awan mendung dan hujan. Kebetulan pagi ini aku tidak ada jadwal kuliah selain pukul 12 nanti untuk mengadakan rapat agenda dengan anggota LDK kampus yang baru kupimpi dari sebulan yang lalu.
“bang Rasyid, hari Najwa gak ikut sama abang ya. Nazwa ikut sama the Dinda, sekalian jalan jalan bentar! “ beritahu adikku, Nazwa
“oh gi. .tu, iya!” sahutku gelagapan.

Entah kenapa, badanku serasa bergetar saat aku mendengar namanya. Seseorang yang memiliki semangat yang besar dalam berdakwah. Bahkan ia rela untuk pergi kedesa terpencil sekalipun.
“Astagfirullahh, ampuni hamba ya Rabb” ucapku pelan
Karena secara tidak sadar, aku telah memikirkannya.
****

Waktupun terus berlalu, sesudah menunaikan ibadah shalat zhuhur aku berangkat dengan mengendarai Honda jazz hitamku. Sesampainya disana, ternyata teman – teman yang lain telah menungguku yang datang terlambat. Sesudah mengucapkan salam, aku memohon maaf dan memulai rapat untuk membuat agenda mingguan.
“afwan ya akhy wa ukhty, karena ana datangnya telat.”
“tak apa akh, kami juga baru tiba ko” ucap seorang ikhwan.
“iya” sahut sebagian akhwat yang berada dibalik dinding pembatas.

Kemudian rapatpun dimulai.
“afwan, ukhty Dinda ada tugas baru untuk anty. Semoga anty berkenan!” pintaku.
“insya Allah akh, ana siap.” Sahutnya setelah terdiam beberapa saat.
Aku menugaskannya untuk mengajarkan agama pada anak anak dipenjara anak, dan beberapa tugas lainnya. Ia bersedia untuk melakukan tugas barunya.
Setelah hampir satu jam, rapatpun selesai. Sebelum pulang, aku tidak langsung pulang. Aku mampir disebuah took buku untuk membeli beberapa buku kuliah dan beberapa buku bacaan. Disana kutemukan sebuah buku yang berjudul, “Istikharah cinta” dan “wanita sholehah, perhiasan dunia”. Hatiku tergerak untuk membelinya untukku dan untuk Najwa, adikku. Setelah selesai, akupun segera pulang.
****

Waktu teus berganti, umurku pun terus bertambah. Kini usiaku telah mencapai angka 26. Dan tentu saja, kedua orang tuaku terus membujukku untuk melengkapi separuh dienku. Untuk menemukan seorang bidadari pengisi hati yang masih kosong. Pernah disuatu hari, ada seorang akhwat mengirimiku sebuah pesan melalui email yang hampir tiga bulan tak pernah kuperbaharui.
“Assalamu’alaykum akhy Huda. Ana ukhty Fitri. Akh, kemarin ana mengislamkan seorang wanita kristiani. Ia sedang diancam keluarganya agar kembali keagamanya semula. Tapi dia bersikokoh untuk tetap menganut islam, dan sekarang dia ada disalah satu villa ana karena orang tuanya sedang memburunya untuk dibunuh. Tolong akh, nikahi dia. Karena dia sedang butuh pertolongan. Namanya syifa, kalau antum bersedia hubungi ana saja. Wassalam”
Aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan. Disalah satu sisi, aku merasa kasihan dan dia juga sangat membutuhkan pertolongan dari seorang suami. Tapi, hatiku merasa begitu susah untuk mengatakan iya. Dan Alhamdulillah, dua hari kemudian, ukhty fitri kembali menghubungiku. Ia mengatakan bahwa akhwat itu telah dikhitbah oleh sahabatku sendiri, yaitu akhy Ridwan.
****

Melihat kesibukanku yang terus bertambah, Ibu merasa tidak yakin jika aku bisa mendapatkan calon isteri sendiri. Kemudian adikku Najwa menyarankan agar Ibu meminta kakekku yang mencarikan isteri untukku.
“aby, carikan Rasyid wanita sholehah ya. Mungkin dipondok aby ada perempuan yang cocok untuk Rasyid!” beritahu Ibu pada Kakekku.
Aku hanya mengiyakan saja apa yang Ibu inginkan karena jujur saja, aku hampir tidak sempat untuk mencarinya.
Seminggu kemudian, ibu berkata bahwa kakekku telah menemukan seorang calon isteri untukku. Kata Ibu, namanya Zahra, dia juga sedang kuliah di Jakarta. Putri kedua dari sahabat Ibu yang tinggal di Bandung.
“Rasyid, namanya Zahra. Dia masih kuliah S1 di Jakarta juga, dia puri dari sahabat Ibu dulu. Insya Allah akhlaknya baik, perilaku sopan dan insya Allah cantik.” Beritahu Ibu padaku
“aamiin, kita berdoa saja bu.” Jawabku

Tiga hari kemudian, Ibu terlihat begitu ceria. Raut wajahnya memperlihatkan bahwa hatinya sedang bersuka cita. Aku dapat melihatnya, karena setiba aku pulang dari kampus, ia terlihat begitu gembira menyambutku.
“Rasyid, Zahra telah menerima pinangan mbahmu. Besok kita ke Bandung untuk menindaklanjuti rencana ini. siapkan dirimu!” ucap Ibu dengan ceria.
Aku terkejut, semuanya serasa begitu cepat. Besok lusa aku akan berjumpa dengan calon isteriku yang telah lama kunantikan untuk mendampingi hidupku. Aku bahagia walaupun sebenarnya aku belum tahu siapa dia.
****

Sesampainya di Bandung, kakekku pun memperlihatkan foto Zahra padaku, dan subhanallah dia adalah ukhty Dinda yang begitu aku kagumi. Yang pernah kudambakan untuk menjadi isteriku, dankini mimpiku benar benar akan terwujud. Awalnya aku benar benar tidak menyangka, namun entah kenapa, hatiku terasa begitu mantap untuk menikahinya.
“saya nikahkan dan kawinkan engkau Muhammad Rasyid Alhuda bin Muhammad Alhabsyi dengan Dinda Azzahra Ramadhani binti Syamsul Rahman dengan. . . “ ucap Ayahnya.
“saya terima nikah dan kawinnya Dinda Azzahra Ramadhani binti Syamsul rahman dengan. . . .” sahutku
“sah” ucap semua saksi.
Aku tidak menyangka bahwa sekarang aku telah menikahi seorang bidadari. Wanita sholehah yang akan kujadika seorang bidadari dunia akhirat untukku.

“Dinda, ana uhibbuki fillah.” Ucapku sembari mencium keningnya.
Iya tersenyum dengan begitu manis
“ana uhibbuka fillah kanda”
Kini, tlah kugapai cintanya seorang biudadari. yang cintanya murni karena illahi, yang hatinya terpatri untuk illahi, dan berbakti kepada suami.


ANGGREK DI TEPI KAWAH

Anggrek-anggrek itu tumbuh menghiasi pinggiran rumah pengantin muda Kintya dan Karel, tampak sang istri sibuk menyirami anggrek kesayangannya itu sementara sang suami melahap roti dan sereal sesekali melihat aktivitas istrinya. Dia masih seperti yang dulu, selalu kepayahan dalam mengurusi berbagai tanaman tapi dia tetap bersemangat sampai akhirnya dia mempunyai taman bunga di pinggiran rumah. “Tidak bisakah kau cepat menyelesaikan makanmu?” Teriak Kintya dari luar. Seperti biasa, Karel menyunggingkan senyum. Senyuman itu satu-satunya senyum yang mampu membuat Kintya berhenti sejenak beraktivitas. “Aku sudah selesai sejak tiga menit yang lalu.” Dengan sigap Kintya menyimpan selang air dan menghampiri Karel, lalu membawakan tas medis suaminya itu. “Jangan lupa makan siang ya.” Pesan Kintya pada Karel. Pesan yang sama dia ucapkan beberapa tahun yang lalu. Seperginya Karel, Kintya segera ke toko buku miliknya yang terletak di ujung jalan, sesampai disana Kintya membuka pintu dan membalik tulisan CLOSE menjadi OPEN. Beberapa menit kemudian orang-orang kebanyakan remaja berlalu lalang memenuhi toko kecilnya. “ Mba Kintya ada novel baru?” Tanya Alin, anak SMA yang sering menghabiskan waktu di tokonya. “Yang kemarin terbit masih ada, aku udah ada ide bikin lagi. Doakan ya. “ Jawab Kintya sambil tersenyum simpul. “Cepat selesai ya mba, Alin tunggu.” Jawab Alin sambil menyerahkan buku yang akan dia pinjam dan dia beli. Kintya merapikan buku di rak pribadinya, matanya tertuju pada foto lusuh dia dan Karel saat SMA dulu. Ketika mereka bersahabat.

Kintya berjalan cepat untuk menyejajarkan langkahnya dengan Karel. “Heh, kamu udah makan siang?” Tanya Kintya. Karel menggeleng dan terus melangkah. Buru-buru Kintya menarik pergelangan tangan Karel paksa dan menyeretnya.
“ Apa apaan sih?” Kata Karel.
“ Kamu harus makan, ibu udah bawain bekal buat kamu.” Jawab Kintya sambil menyodorkan bekal makanan.
“ Kenapa bukan kamu yang buatin sih? Sesekali kamu dong.”

Kintya melengos dan melenggang pergi. Bodo amat dengan teriakan Karel. Dia benci saat Karel mengatakan hal itu, dia tidak bisa dan tidak pernah berhasil memasak. Hal itu yang menyebabkan dia membenci dapur dan segala hal yang ada hubungannya dengan aktivitas dapur.
“Hei ko ngambek sih? Nih udah aku abisin.” Kata Karel yang tiba-tiba muncul di hadapan Kintya. Tanpa menjawab, Kintya memasukkan kotak bekal ke dalam tasnya dan beranjak pergi.

KENANGAN INDAH DI POHON MANGGA


Siang ini terlihat sangat mendung. Awan tak seputih kapas. Udaranya mendung namun hawanya sangat panas.
“sungguh aneh dan tak biasa.” pikir ku dalam hati.

Ku tatap kembali pohon dibelakangku yang kini menjadi tempat berteduh RACHEL LOVE VREDO .
“aahhh....aku kangen banget sama kamu Do” aku memandang nama ku dan nama Vredo yang dihiasi ukiran berbentuk love di tengahnya. Yah Vredo adalah kekasih ku, kekasih yang sangat aku sayangi. Dan aku sedang menunggu nya dibawah pohon mangga yang ada di tepi danau ini. Pohon cinta yang menjadi saksi terjadinya cinta ku dan Vredo.
“Aell..” sebuah suara yang terdengar sangat riang memanggil nama ku. Ku alih kan pandangan ku pada arah suara itu dan ternyata dugaan ku benar itu adalah suara Vredo kekasih ku.
“Vredo...”aku berlari menghampiri Vredo di pinggir jalan, Vredo pun ikut menghampiri ku setengah berlari.
“aku kangen kamu Do” aku memeluk tubuh Vredo dengan erat. Vredo pun membalas pelukan ku dengan penuh kasih sayang dan rasa rindu yang mendalam.
“aku juga kangen kamu Ael. 1 minggu serasa 1 tahun bagi ku, aku bener-bener kangen sama kamu cantik, sama wajah kamu dan sama kecerewetan kamu.” kata Vredo sembari mencubit kedua pipi ku dengan perlahan dan penuh kasih sayang.
“oh yah bebh aku punya sesuatu untuk kamu,semoga aja kamu suka yah.” kata Vredo sembari mengeluarkan sesuatu dari saku belakang celananya.
“untuk aku? Apa itu beb?” tanya ku kegirangan.
“tarraaaa.....” seru Vredo sembari menyodorkan kotak kecil berwarna pink yang dihiasi pita berwarna ungu muda dan memberikanya kepada ku. Aku membukanya secara perlahan dan ternyata itu sebuah kalung dengan liontin love agak besar menggantung ditali kalung berwarna perak itu. Ku buka liontin yang berbentuk hati itu, dan nampaklah wajah ku dan wajah Vredo.
“woowww...lucu banget...makasih yah beb.” Aku memeluk vredo lagi. Aku sangat senang bisa ketemu Vredo, setelah 1 minggu kita tak bertemu, karena terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Apalagi kita sebentar lagi ujian, dan karena aku dan dia berbeda sekolah. Jadi jika kita ingin bertemu harus mencari waktu yang tepat. Hubungan ku dan Vredo sudah berjalan hampir 3 tahun. Kita pacaran sejak 1 SMA, Vredo adalah teman SMP ku. Aku sudah tertarik pada Vredo sejak pertama masuk SMP. Tapi Vredo resmi jadi pacar ku saat kita sudah SMA. Dia menggajak ku ke danau ini dan di bawah pohon mangga inilah dia menembak ku. Yah pohon mangga ini lah yang menjadi saksi perjalanan cinta ku selama 3 tahun. Dalam keadaan apapun,baik senang apapun susah aku selalu bertemu disini mencurahkan semua perasaan kita.

AKU INGIN TERUS BERSAMAMU

Dikaca, aku melihat wajahku yang siap menuju pesta dansa dengan gaun putih yang indah. Aku sangat senang ke pesta dansa. Dengan dandananku yang “WOW” itu aku pun berangkat ke pesta dansa tersebut.
Namaku Feby, aku memang suka berdansa. Aku sering mengikiti lomba dansa. Sesampainya di pesta dansa itu, aku melihat lilin lilin indah di padukan lagu beralunan lembut yang sangat menyentuh hati. Disaat acara di mulai, semuanya mulai berdansa dengan pasangan dansa nya masing masing. Tapi mala mini aku tidak mendapatkan pasangan dansa. Aku hanya bisa duduk tersenyum melihat yang lain nya berdansa dengan pasangan dansa nya masing masing. Hingga tiba tiba ada seorang laki laki yang memberikan tangan nya kepadaku mengajak dansa. Disitulah pertama kali aku mengenal Rio. Dia pria baik yang pertamakali mengisi hatiku di pandangan pertama. Sejak saat itu aku mulai berteman dengan nya. Rio sangat perhatian denganku. Perhatiannya melebihi sebuah teman.

Dua bulan aku mengenal nya, aku mulai merajut cinta dengan nya. Aku takkan pernah berpisah dengan nya. Semakin lama aku samakin sayang sama Rio. Aku senang mendapatkan perhatian nya. Gak aku sangka sudah dua tahun aku pacaran dengan nya. Dia gak berubah. Rio tetap perhatian denganku. Sampai kapanpun aku percaya Rio pasti akan selalu sayang aku.
Hari hariku semakin indah dengan ada nya Rio. Rio semakin sayang sama aku. Aku harap cinta ku dengan nya akan abadi.
Besok adalah hari ulang tahunku yang ke 16. Aku harap Rio bisa datang. Jika Rio tidak datang rasanya hari istimewaku itu akan terasa hampa. Satu hari sebelum hari ulang tahunku rumahku seperti surga dengan pernak pernik di mana mana. Tapi semua itu biasa aja jika gak ada Rio. Rio bagaikan permata di hatiku. Aku gak mau kehilangan dia.

Keesokan harinya, tepat pukul lima sore aku mulai berdandan bagaikan putrid di istana. Aku berdandan seperti ini bukan karna ini hari ulang tahunku. Tapi karna hari ini Rio akan datang di acara ulang tahunku. Tepat pukul enam sore pesta ulang tahunkupun di mulai. Tapi aku hanya terdiam di depan pagar rumahku. Aku tidak peduli sudah banyak tamu yang datang. Aku hanya menunggu Rio.
Rio tidak kunjung datang. Aku mulai galau menantinya. Aku harap Rio bisa datang di pesta ulang tahunku ini. Aku terus menunggu, menunggu dan menunggu. Dari kejauhan aku melihat setitik cahaya lampu motor. Semakin dekat aku melihat motor Rio yang semakin dekat menuju kemari. Aku sangat senang. Aku kira Rio gak akan datang. Mulai terdengar suara motor Rio semakin keras.

Di hadapanku aku melihat Rio di tabrak mobil. Rio pun terjatuh bersimbah darah. Dan sebuah kado terlempar ke arahku. Kado itu berisi sebuah kalung dan surat kecil bertuliskan………
Selamat ulang tahun ya Feb. Semoga panjang umur. Walau waktu terus berjalan aku akan tetap sayang kamu. Aku hanya bisa kasi kamu kalung ini. semoga kamu suka ya sama kalung ini. I love You.
Kenapa dihari yang istimewa ini Rio harus pergi. Kenapa Tuhan memanggil orang yang paling aku sayangi di dunia ini. Aku ingin terus bersamanya. Tapi sekarang sudah tidak bisa. Rio sudah pergi meninggalkanku tuk selamanya. Aku sudah pasrah. Sekarang aku hanya bisa terdiam dan berdoa agar rio bahagia di sana. Yang pasti aku sayang kamu Rio
I LOVE YOU

Sekarang aku sendirian tanpanya. Aku kesepian, aku hampa tanpanya. Jika bisa ku putar waktu, takkan ku biarkan Rio pergi. HAri hariku selalu di warnai dengan air mata, tidak seperti dulu. Dulu aku selalu bahagia bersama Rio. Sekarang dia udah gak ada disini, disini bersamaku. Aku selalu berharap dia kembali. Jika Tuhan tak mengijinkan Rio kembali mungkin aku gak bisa hidup lebih lama di dunia ini. Semoga kamu tetap inget aku ya di sana. Aku gak pa pa sendirian di sini. Yang penting kamu bahagia di sana.

Sudah satu tahun aku jalani hidup tanpa Rio. Walau Rio udah gak ada di dunia ini, tapi Rio masih ada di hatiku. Aku yakin gak bakal ada oang yang bisa ngegantiin posisi Rio di hatiku.
Hari ini adalah hari ualng tahunku yang ke 17 dan hariini juga hari kepergian Rio. Di hari ulang tahunku ini aku gak berdandan secantik dulu. Aku tau Rio udah gak ada. Andai Rio ada disini pasti pesta ini pasti terasa indah. Karena acara ini aku gak bisa mengunjungi makam Rio. Akupun memilih kabur dari rumah meninggalkan acara ulangtahunku. Aku menuju makam Rio. Aku terus menatapi makam Rio sambil sekali kali meneteskan air mata.
Rio Andai kamu ada disini pasti aku akan senang. Aku akan tetap sayang kamu Rio. Walau kamu udah gak ada di sisiku lagi, aku bakal tetap sayang kamu kok. Dan aku harap kamu juga sayang aku di sana. Aku sayang kamu Rio.
I LOVE YOU

Disitu, diatas makam Rio aku tertidur untuk selama lamanya meninggalkan semua orang yang aku cintai. Tapi aku senang, di sana aku bisa ketemu Rio dan cinta ku akan ABADI tuk selamalamanya


AKU MENYESAL


“Yang bener Ren, kamu mau pergi selama 6 bulanke Kanada?”tanyaku.
“iya……….”jawab Rendi.
“Tapi kita kan baru jadian”kataku.
“Aku tau, tapi gimana lagi, kamu ngertiin aku donk”jawab Rendi.
“Aku kan gak bisa sendirian tanpa kamu Ren”saut ku sambil menundukkan kepala
“ya udah tar aku usahain biar pulang nya lebih cepat”kata Rendi tersenyum.
“Janji ya? Kamu juga jangan ngelupain aku”Kataku sedikit bercanda.
“aku janji gak bakal ngelupain kamu” ucap Rendi sambil tersenyum.
Rendi pun pergi, aku harap Rendi gak ngelupain aku. Aslinya aku gak bisa ngelepasin dia. Tapi itu keinginan nya sendiri. Yang penting aku gak mau bikin dia sedih. Aku gak sanggup ngeliat kepergiannya. Aku tau setelah kepergiannya aku bakal kesepian.
Aku bakal sabar. Aku gak bakal putus asa buat nungguin dia. Aku akan terus menunggu, menunggu dan menunggu. Aku akan terus sabar demi Rendi.
Aku kesepian, sendiri, hampa tanpanya. Semoga kamu masih inget aku. Semoga nanti kamu bisa menghargai penantian panjangku ini. Aku tak sanggup lagi, aku mulai meneteskan air mata menanti hari demi hari berlalu.
Aku sangat mengharapkan kamu di sini. Disini bersamaku. Aku ingin ini penantian terakhirku. Aku tidak ingin menanti lagi. Aku ingin terus bersamanya di sini.

Hingga suatu hari penantian panjangku berbuah manis. Rendi sms aku yang tertulis………
Keyla, kamu gak usah sedih lagi. Aku gak pengen ngeliat kamu meneteskan air mata. Aku tau aku udah bikin kamu sedih. Keyla, aku bakal kembali buat kamu. Tar malam jemput aku di bandara ya.
Aku sangat senang. Akhirnya penantian panjangku ini berakhir. Aku senang kamu kembali Ren, aku pikir kamu gak mau kembali lagi bersamaku di sini.
Saat malam menjelang, aku menuju bandara untuk menjemput Rendi yang dari dulu kun nanti nanti. Di bandara aku gak bisa menemukan Rendi. Disana sangat ramai. Aku harap aku bisa cepat bertemu dengan nya. Namun, aku mulai lelah, aku mulai putus asa menantinya. Hingga jarum pendek hampir menunjuk angka dua belas. Aku pun kembali tanpa Rendi bersamaku. Aku sangat sedih. Mungkin Rendi tidak mau kembali. Rendi lebih memilih disana dari ada di sini bersamaku.

JENIS-JENIS PARAGRAF

            Paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
A.    Paragraf Deduktif
Paragraph Deduktif yaitu paragraph yang memili kalimat utamanya terletak di awal kalimat.
Contoh :
Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dll. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas.

Penjelasan dan catatan penting paragraf Deduktif ;
1.      Kalimat utama berada di awal paragraf
2.      Menyatakan dari halyang umum (luas) ke hal yang khusus

B.     Paragraf Induktif
Paragraf Induktif yaitu paragraph yang memiliki kalimat utamanya terletak di akhir kalimat.
Contoh :
Guru menguasai materi dengan baik. Siswa terkelola dalam suasana pembelajaran yang kondusif. Proses pembelajaran aktif dan partisipatif. Evaluasi dilaksanakan sebagai pengukuran tingkat penyerapan siswa. Hal-hal di atas merupakan indikasi menuju keberrhasilan pembelajaran di kelas.

Penjelasan dan catatan penting paragraft Induktif
1.      Kalimat utama berada di akhir paragraf
2.      Menyatakan dari hal yang khusus ke hal yang umum (luas)

C.    Paragraf Campuran
Paragaraf Campuran adalah paragraph yang kalimat utamanya terletak di awal dan di akhir paragraph.
Contoh :
Bahasa sangat penting dalam kehidpan kita. Untuk berkomunikasi kita menggunakan bahsa. Untuk mewarisi dan mewariskan kebudayaan, kita memerlukan bahasa. Sekali lagi, betapa pentingnya bahasa bagi kehidupan kita.

Penjelasan dan catatan penting paragraph Campuran
1.      Kalimat utama berada di awal dan ditegaskan kembali pada akhir paragraph
2.      Menyatakan dari hal yang umum (luas) ke hal yang khusus dan di tegaskan kembali pada hal yang umum (luas)
D.    Paragraf Naratif
Paragraf Naratif adalah paragraph yang gagasan utmanya tersebut secara seimbang dan merata pada setiap kalimat.
Contoh :
Seseorang sedang menyapu sambil menembang. Pak Mo mengumpulkan daun-daun kering di sudut halaman. Esok hari pekerjaan yang sama menghadang di tempat yang sama. Daun-daun jatuh dan pak Mo menyapunya lagi. Begitulah rupanya hakikat dari hidup, selalu menuntut dibersih-bersihkan karena sampah dapat dating setiap saat, setiap desah nafas.

Penjelasan dan catatan penting paragraph Naratif
1.      Semua kalimat dalam paragraph itu terintegrasi secara baik, menggambarkan pikiran yang terjadi terdapat dalam paragraf
2.      Semua kalimat merupakan satu kesatuan isi. Satu kalimat pun tidak boleh sumbang

Paragraf berdasarkan tujuanya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
A.    Paragraf Pembuka
Paragraf Pembuka merupakan paragraph yang berperan sebagai pengantar masalah yang akan disampaikan dalam isi karangan.
B.     Paragraf Penghubung
Paragraf Penghubung merupakan paragraph yang berisi seluruh persoalan dalam suatu karangan.
C.    Paragraf Penutup
Paragraf Penutup merupakan paragraph yang berisi kesimpulan atas uraian yang dikemukakan untuk mengakhiri suatu karangan.