Wednesday, September 12, 2012

LASKAR PATAH HATI



Percaya atau tidak, banyak di dunia ini lelaki yang menjadi prajurit kalah perang. Mereka adalah lelaki-lelaki yang tertusuk hatinya lantas patah. Asa mereka menggelepar. Hati mereka hancur berkeping. Lutut mereka bergetar. Mata menangis. Mereka patah hati.

Aku pernah menjadi bagian dari mereka dan bahkan hampir selalu. Untuk urusan cinta, aku memang selalu kalah, sampai saat ini. laksana pepatah , aku ini seperti keledai dengan kelamin jantan. Sosok yang selalu jatuh pada lubang yang sama. Lubang itu bernama cinta.

Meraba-raba, aku tahu kelemahanku mengapa hampir selalu aku harus kalah oleh cinta. Aku tak pernah berani dengan perempuan-perempuan yang kusukai. Jika aku telah jatuh cinta, jantungku akan berdebar tak berirama , lantas mukaku akan memerah, dan menjadi salah tingkah. Debar membuat lututku bergetar, dan sendi-sendi serasa copot. Kata menjadi kaku, karena lidah ini telah kelu.

Aku pertama jatuh cinta pada seorang teman sekelas ku….yang berinisial T. Itu terjadi pada awal-awal SMU ku, dari kelas 1 hingga tamat.dan cinta kedua pun terjadi di awal aku menempuh perguruan tinggi . Cinta keduaku ini aku sebut saja : Sang Puteri.

Baik dengan T, maupun Sang Puteri, aku pupus.

Kalau diingat lucu. Waktu aku SMU, ketika berpapasan dengan T, aku selalu menunduk dan berjalan cepat agar segera berakhir bertemu dengannya, namun saat tidak ketemu ingin ku bertemu. Aku bingung, dengan rasa panas dimukaku ini disertai jantung yang berdebar. Aku malu jika aku jatuh cinta.

Sang Puteri juga demikian. Jika bertemu dengannya, aku selalu menunduk, tak berani memandang wajahnya. Tidak tahu, kekuatan apa yang mendorongku. Aku tak pernah mampu binal seperti lelaki pada umumnya. Kadang kuberi alasan: inilah bentuk penghormatanku kepada wanita.

Lantas, aku bertemu dengan seseorang lagi sebut saja namanya Taman Surga.

Takut akan terulang, akhirnya aku coba untuk berkata cinta. Dia adalah seseorang pertama yang kukatakan cinta dan seseorang yang hingga saat ini masih terngiang dikepalaku. Entah mengapa, ingin sekali lupa kepadanya namun aku tak sanggup.

Kau tahu? wanita yang kusuka saat ini juga seperti layaknya Sang Puteri yang kupuja karena kemiripannya dengan T. Begitu juga, wanita yang kusuka saat ini karena kemiripannya dengan Taman Surga. Aku sendiri tak mengerti mengapa.





Jika kupikir, aku memang lelaki bodoh. Ketika telah datang cinta, malah semua itu tersia.

Lantas bidadari muncul.

Kupikir, persoalan tentang cinta tak akan pernah ada habisnya. Daripada mengejar sesuatu karena sisi kemanusiaan, mengapa tak mengejar melalui sisi ketuhanan. Aku pun mulai banting setir. Aku mencari sosok yang mampu mendekatkan aku dengan Tuhanku.

Kau tahu teman, mengapa mereka kupanggil bidadari?

Bagiku, bidadari adalah seseorang yang belum pernah disentuh oleh lelaki sebelumnya. Mereka adalah orang-orang yang menjaga hati, jiwa, dan raga khusus untuk suami mereka kelak. Demikianlah orang-orang yang kusebut bidadari.

Awalnya kukira bidadari itu tak pernah ada di dunia. Ternyata aku salah. Bidadari itu ada teman, sangat nyata.

Mungkin hati mereka pernah jatuh cinta selain kepada suami mereka kelak, namun mereka akan tetap menjaga hati itu bersih. Mereka akan mencoba bertahan dengan fitrah mereka, dan tak akan pernah menjual jiwa mereka kepada nafsu.

Bidadari juga manusia teman, terkadang mereka tergoda dan tergelincir.

Dalam sebuah pernikahan, cita-citaku adalah menikahi seorang bidadari. Setiap lelaki pasti menginginkan seorang bidadari. Bukan seseorang yang berstatus gadis namun sejatinya telah janda. Demikianlah hakiki seorang lelaki.

Dan pada suatu titik, aku kembali mencoba mencari.

Kau tahu teman? Aku muak dengan wanita-wanita yang begitu silau dengan kemewahan, dengan wajah tampan, dan dengan kedudukan. Kau lihat sekelilingmu, beberapa wanita menjadi budak dari besi-besi yang ditempa lantas dihargai tinggi oleh manusia. Beberapa lagi diikat leher-lehernya oleh kertas-kertas yang disepakati sebagai alat pertukaran yang sah dalam suatu negeri. Aku tidak suka mereka.

Kau tahu teman? Aku pun tak menyukai wanita-wanita yang begitu tergila-gila dengan badan langsing dan putih. Mereka merasa hina jika dikatakan gendut atau buruk. Mereka itu menyembahthagdut. Raga menjadi illah mereka. Aku tidak suka.

bidadairi……………

. Akankah dicatatan takdirku seorang bidadari akan hadir mendampingiku? Atau takdir menitahkan, Laskar Patah Hati akan menjadi jalan hidupku.

Tuesday, September 4, 2012

Safira Kau Tetap Sempurna Bagiku

Safira, Kau Tetap Sempurna Bagiku

Setahun yang lalu hingga saat ini, adalah hal yang paling berat dalam hidupku yang pernah aku jalani. Hubungan jarak jauh antara aku dengan Safira terpaksa kujalani. kalau bukan karena tuntutan kerja, dan jika bukan karena bujukan Safira agar aku menerima promosi ini, mungkin aku akan mencari pekerjaan lain diluar sana. asalkan aku tidak berada jauh darinya. sungguh sangat sulit rasanya jauh dari orang yang sangat kita cintai, seberapapun dan sesering apapun kau bicara dengannya lewat telfon. masih banyak perusahaan kontraktor lain di Indonesia yang tak berfikir panjang untuk mempekerjakanku. Tapi kupikir, posisi yang aku dalami sekarang ini pasti bisa melejit lebih cepat dari yang orang bayangkan.

Safira, waktu memang berlalu sangat cepat- bagi mereka yang tak mengidap kerinduan. namun waktu bagiku sangatlah berarti, setiap waktu luangku mana mungkin aku lupa begitu saja padamu. lewat telfon; ku tanya kau sedang apa dan dimana-meskipun menit terkadang tak berpihak padaku lebih lama. lewat pesan; ku kirimkan kau kata-kata manis menjelang malam dan pagimu. syukurlah teknologi skype membantu kita untuk bertatap muka, senang rasanya bisa melihat wajahmu yang semakin cantik, aku semakin rindu setiap kali menatap matamu yang begitu indah, dan suaramu yang sampai detik ini tak pernah terdengar merdu-masih serak basah.

Malam setelah kelelahan ku istirahatkan dengan secangkir coklat hangat, seperti biasa aku duduk di depan laptopku. tentu saja menunggumu online di skype. ada sebuah kejutan yang sudah tak sabar ingin aku kabarkan padanya. dan ketika kudengar nada video call dari skype-ku menjingkrakkanku, aku langsung memasang wajah paling tampan begitu kulihat senyuman indahmu melebar di layar desktop.

"Lulabi...lulabi...honey bunny sweety!!!" itu kalimat pertama yg ku utarakan dengan nada memanja. Dan seperti biasa, ia selalu tertawa setiap aku melafalkannya. 

Diary Untuk Ayah



Hari mulai petang, awan yang tadinya cerah berubah menjadi gelap. Tak ada lagi sinar mentari di langit yang ada hanya cahaya-cahaya kecil dari bintang yang bertaburan di langit petang.

Saat itu, aku tidak merasakan ngantuk sama sekali. Akhirnya aku mantapkan kakiku melangkah ke luar rumah duduk termenung sendrian menatap bintang. Sampai pada akhirnya, aku tertuju kepada satu bintang yang cahayanya paling terang. Dan saat itu juga aku teringat kepada seseorang. Seseorang yang sangat berarti dalam hidupku. Kebetulan hari ini, tanggal 21 juli, tepat saat aku kehilangan seseorang yang berarti itu.

***

12 tahun lalu, aku mengalami peristiwa yang hebat, tepatnya pada tangal 21 Juli 1999. Pada tangal itu, aku dan keluarga pergi ke pernikahan salah satu keluarga kami. semua keluargaku sudah sibuk menyiapkan semuanya sehari sebelumnya. Menyiapkan baju dan gaun yang akan dipakai, makanan serta seserahan untuk calon pengantin. Aku sendiri sudah membeli baju baru untuk digunakan di pernikahan tersebut. Setelah semua siap, pagi-pagi sekali kita berangkat ke daerah Jombang, tempat saudaraku merayakan pesta pernikahannya. Aku naik mobil sama ayah, ibu, dan adik kecilku. Aku duduk di pangkuan ayahku, sedangkan adik berada digendongan ibuku, maklum adik masih usia 8 bulan. Sebenarnya kami akan naik mobil yang satunya, mobil teman ibu. Tapi karena mobilnya belum datang, aku memaksa ibu dan ayah untuk naik mobil yang sekarang sedang aku tumpangi. Di sepanjang perjalanan, ayah selalu mencetuskan lelucon-lelucon yang membuat aku tertawa. Ayah dan aku juga menyanyi lagu anak-anak seusiaku.

“naik naik ke puncak gunung, tinggi tinggi sekali”

Tawa canda terus terdengar dariku dan ayah, sampai kemudian peristiwa itu terjadi. Sebuah bus besar mendahului mobilku dengan kencang, sementara di lajur yang berbeda ada sebuah tuck yang melaju kencang pula. Lalu bus tersebut tidak bisa mendahului mobilku dan malah menabrak mobilku sampai mobilku masuk ke sungai. Ggerrr…. Ccciiitttzz….. BBBrakkkk…. BBrakkkk…. BBBrakkkk….. duuuaazzz…… . Mobilku masuk kesungai, tapi aku dan ayahku terlempar keluar lewat jendala, dan kami masuk ke sawah di arah yang berlawanan dari sungai. Saat terlempar, aku tidak merasakan apa-apa. Aku hanya merasakan pelukan hangat seseorang dan dekapanan kuat yang mencoba untuk melindungiku. Setelah masuk ke sawah, aku terlepas dari pelukan dan dekapan penuh sayang itu. Yaahh… aku terlepas dari dekapan ayahku. Dan melihat ayahku berada di sampingku sedang tak sadarkan diri. Disitu aku bingung harus berbuat apa, sementara tidak ada satupun orang disana. Hanya aku dan ayahku yang berada di tengah sawah tersebut. Aku mencoba untuk menyadarkan ayah, menepuk-nepuk kedua bahunya sambil menangis dan berkata,

“ayah… ayah… bangun yah…”

“ bangun… tolong yah… ayah harus bangun….”

Penderitaan Itu Kembali



Jalanan yang sepi. Aku berdiri di samping jendela kamar menatap sunyinya jalan yang hanya dilalui beberapa orang yang lalu lalang. Berlari santai sambil mengirup sejuknya udara pagi, itulah yang mereka lakukan. Mereka terlihat bahagia menikmati suasana pagi bersama orang yang mereka sayangi. Jujur, aku iri melihat mereka. Sangat iri.


Sekali lagi kutatap lekat sebuah surat yang ada di genggaman tanganku. Mungkinkah ini hanya mimpi?? Atau… atau ini kenyataan?? Jika ini hanya sekedar mimpi, maka hanya satu hal yang aku inginkan. Aku ingin segera terbangun dan terlepas dari mimpi buruk ini. Hanya itu yang aku inginkan. Sesekali kutepuk pipi kanan dan pipi kiriku. Hingga aku sadar, semua ini benar-benar kenyataan.
“Sisy, kamu belum siap-siap ke sekolah? Sekrang udah pukul 06.00, Sisy.” kata mama sambil mengetuk pintu kamarku.


“Iya, mama . Tunggu sebentar.” Jawabku singkat.
Dengan berat, kugerakkan kakiku secara perlahan menuju kamar mandi. Ya, meskipun masih setengah sadar, tapi aku berusaha berjalan dengan normal. Satu jam telah berlalu, aku sudah siap lengkap dengan seragam sekolah, sepatu, tas dan perlengkapan lainnya. Kakiku yang mungil terus melangkah membawaku ke ruang makan. Papa dan mama sudah duduk menungguku dari setengah jam yang lalu.
“Gimana bobonya, Si? Nyenyak?” tanya mama.


“Nyenyak, Ma.”
“Sisy, mata kamu agak merah. Kamu abis nangis yah?”
“Ehm,,,, Nggak, Pa. Tadi kemasukan sabun pas lagi mandi, jadi merah gini deh.”
“Benar?”
“Iya, Papa.”
“Ya udah, kamu lanjut sarapannya. Ntar telat ke sekolah kalau cerita terus.”


Aku hanya tersenyum pada papa. Aku merasa senang bisa duduk dan bercanda bersama mama dan papa. Menjadi anak tunggal dari mereka membuatku bahagia dalam keluarga ini. Keluarga yang harmonis dan saling menyayangi. Cukup melihat papa dan mama tersenyum, sudah membuatku bahagia. Apalagi saat mencium mereka secara bergantian sebelum berangkat sekolah. Aku sayang mama dan papa.

*


“Sy, kamu nggak lagi sakit kan?” tanya Gita padaku saat aku tiba di kelas.
“Sakit..?? Nggak. Aku sehat-sehat aja kok.”
“Tapi kamu kelihatan pucat dan lemas.”
“Mungkin karena kurang tidur. Tapi ini bukan masalah besar kok.” Jawabku tenang. Aku memang merasa lemas pagi ini, bahkan semangat belajarku hilang. Saat belajar, pikiranku melayang entah kemana. Aku sendiri pun bingung dengan apa yang aku pikirkan, bahkan pagi ini sudah ada tiga guru yang menegurku karena aku sama sekali nggak fokus ke pelajaran.

HINGGA AKHIRNYA

Karya Titi Dwie Hayati
Aku tak tau kenapa aku bisa menyukainya, menyayanginya, bahkan mungkin aku tlah mencintai nya. Tapi, aku tak yakin kalau dia pun merasakan hal yang sama sepertiku kepadanya. Setiap ku memandangnya hatiku berbunga, setiap ku di dekatnya jantungku berdebar. Seperti saat ini, hatiku serasa berbunga-bunga karena sedari tadi aku memandang nya. Memandang dia dari sudut kantin sekolah.
“heii, sedang apa kau ? memandang dia lagi ?” tiba-tiba Luna sahabatku mengagetkan ku. Aku hanya tersenyum menjawab pertanyaan Luna.
“sampai kapan kau hanya memandangnya terus ? katakanlah, bahwa kau menyukainya. Hehe” sambung & saran Luna
“tak mungkin, aku ini kan cewe. Masa aku yang menyatakan lebih dulu ?” jawabku mengalihkan pandangan pada Luna
“tak ada larangan kalo cewe menyatakan perasaan nya pada cowo. Terus, sampai kapan kamu akan memendam perasaan mu dan menunggu Adit ?” jawab Luna mulai gemas.
“yaa, sampai dia menyatakan cinta padaku. Hahaha “ jawabku meninggalkan Luna
“heii, Tiwi tunggu aku . dasar kamu !” teriak luna mengejarku yang hampir jauh
“aaw” aku bertabrakan dengan seseorang hingga aku terjatuh
“eeh, maaf aku tak sengaja. Sini biar aku bantu. Kamu ga apa-apa kan ? ada yang luka ? biar aku bawa kau

Namaku Sudah Mati

          
Gubrakk!!!
Suamiku membanting pintu gubuk. Hampir saja pintunya copot. Kemudian ia pergi, lari entah kemana. Aku tahu dia sakit hati. aku mengerti kekecewaanya terhadapku. Tapi ini adalah pilihan. Aku sudah bosan hidup seperti ini terus. Mengais- ngais rezeki yang terus- terusan nihil. Tanpa ada hasil jelas.
              Evi―anakku yang masih berumur enam tahun, menangis disudut tempat tidur busuknya. Merapatkan kaki kedada, mengisak- isak tangis minta dikasihani. Kututup pintu rapat- rapat. Kemudian tanpa memperdulikan anak semata wayangku, aku mengambil tas besar yang aku guris dari tong sampah rumah orang kaya beberapa bulan lalu. kelihatannya masih bagus, hanya resletingnya saja yang rusak. Dan aku sudah menjahitnya hingga tampak layak pakai lagi.
              “Mau kemana, Ma? Tanya Evi sambil mengusap- usap air matanya. Membentuk garis liku- liku di pipi kotornya. Rambut panjangnya tak terkucir rapi seperti tadi pagi.
              Aku membuka lemari yang hampir ambruk. Aku harus pelan- pelan mengambil beberapa baju yang ada disitu, atau lemari itu bisa saja menimpaku seperti kejadian seminggu yang lalu. Aku sudah minta Firman untuk memperbaikinya, tapi dia malah terlalu sibuk dengan pekerjaannya yang tak jelas di TPS.
              Mama mau pergi!” Jawabku singkat. Evi mendekatiku, menarik- narik rokku hampir terlepas.
              “Evi ikut sama mama. Evi gak mau ditinggal sedirian.
              Lantas aku tersenyum. Membungkukkan badan seraya memegang bahu mungil anakku.
              “Kalau gitu, bantuin mama masukin bajumu kedalam tas, ya?” Diapun bergegas mengambil baju- bajunya kemudian ikut menyusunnya ke dalam tas. Anak perempuan berumur empat tahun itu lugas sekali. Sangat semangat untuk ikut bersamaku. Meskipun ia belum tahu, kemana tujuanku sebenarnya.
Setelah semuanya beres, aku dan Evi keluar dari dalam gubuk bau ini. Merayap ke tengah kota guna mencari sesuatu yang sempat hilang dari kehidupanku dulu.

Pagi ini gue bener-bener kesel seribu kali kesel sangat kesel ampun deh pokoknya gue kesel! Argghh -_- !
Gimana gak kesel.. Sisi, cewek yang gue suka selama 2 tahun udah jadian sama Candra.. Candra si cowok aneh bin ajaib sok keren playboy gitu..
BRAKK!>
Gue pukul meja kantin dengan gumpalan tangan gue.. amarah gue bener-bener muncak. Semua seisi kantin pada ngeliatin gue heran, bodo amat.
“ Heh ! loe kenape bro? sabar bro.. “ ucap Alvin duduk di sebelah gue sambil minum es tehnya..
Tanpa berfikir gue ambil es teh milik Alvin langsung gue minum.
“ Hahh .. gue kesel Vin !”
“ Tau lah loe kesel.. loe sih nembaknya kelamaan ..tapi gak sampe ngancurin meja gini..”
“ Halah peduli amat gue, .. sekarang cuma ada Sisi di otak gue.. “ ucap gue jambak rambut lurus gue.
“ Sisi? Sisinya Candra? “ tanya Alvin ngeliat gue heran.
Gue diem nunduk..
“ Kenapa? Patah hati.. ambil hati ayam sambung ke hati loe “
“ gue gak mau becanda Vin.. loe sebagai sahabat bertahun-tahun gue bantu donk.. alah loe ni..”
“ Udahlah.. dia udah jalan sama cowok yang dia suka.. masa’ loe gak rela Sisi bahagia?”
“ Bukan masalah gitu Vin, loe tau kan Candra kayak gimana? Dia udah terkenal playboy di sekolah tercinta ini.. masih mending lah kalo dia dapet cowok selain dan lebih baik dari Candra..” ucap gue.
“ Contohnya gue..”
“ Ehh.. gue sumpel gigi loe!”
“ Justkid bro.. okee.. gue tau cara nya supaya loe bisa dapetin Sisi..” ujar Alvin dengan sok cool.
“Gimana?”

***

Gue mulai beraksi dengan ide Alvin.. tau lah ide ini berhasil atau tidak. yang penting gue dapetin Sisi..
“ Sisi!” panggil gue dari arah taman.
Sisi yang saat itu lagi jalan sendiri langsung menoleh dan tersenyum ke gue. Oh~
“ Raka.. kenapa?” tanya dia lembut.
“ loe suka minuman apa?”
“ gue? kenapa Ka? gue suka semuanya..”
Wah bagus nih..
“ Nih.. gue punya ini buat loe..” ujar gue sambil mengeluarkan es krim dari belakang punggung gue.
“ Strawberry?”
“ iyaa.. hehe, gue pikir loe cewek jadi kebanyakan cewek suka strawberry gitu Sis.. “ ucap gue nyengir.
“ ehmm.. makasi Ka, tapi gue gak suka Strawberry..”
JDERR!>
“ jadi? “
“ gue lebih suka coklat..”
“ tapii.. terima ini Sis,, gue udah beli ini untuk loe.. “ mohon gue.
“ ya udah deh.. makasih ya Kaa.. gue balik ke kelas dulu.. “ Sisi tersenyum ke gue dan jalan ninggalin gue.
Halahh.. Alvin sok tau loe -_- , gue mau dia seneng 100% ..
Gue segera ngikutin Sisi dari jauh berharap es krim gue di makan cuma sama dia .. dengan gaya ala detektif gue buntutin Sisi sampai ke arah kelasnya dan ternyataa ... disana ada Candra dan Sisi nyamperin dia!
Ya Tuhann.. hamba tak sanggup.
Sisi ngomong ke Candra, entah apa itu.. ia ngasih eskrim gue ke Candra! Asap amarah gue udah nyampe ubun-ubun.. tanpa sadar gue tendang pintu kelas Sisi langsung pergi.
Gagal! Sisi gak suka eskrim gue. Alvin .. gue jebret loe,.
Pulang sekolah gue sama Alvin pulang bareng jalan kaki. Secara rumah kita deket banget sama sekolah yaahh kira-kira 4 menit kalo pake motor.gak kurang dan gak lebih..
“ Vin! Loe tau darimana kalo Sisi suka strawberry?” tanya gue sinis.
“ Tau lah.. dia kan cewek.. mana da cewek gak suka strawberry. Berhasil yo kan bro?? “ PD Alvin yang ngebuat gue smakin pengen ngancurin mukanye.
“ Pinter loe.. pinter bikin gue sakit hati! .. Sisi tuh beda Vin.. dia gak suka strawberry. Dan alhasil eskrim gue dikasi ke Candra ! “
“ Apa?? Sorry bro.. hemm, atau loe kasih dia bunga aje besok sebagai tanda minta maaf loe ke dia ? “ ucap Alvin ngerangkul gue.
“ Bunga?”
“Yoi.”
“Bunga apa?”
“Alahh loe..bunga yang menurut loe wangi dan indahh.”
“Jangan menurut gue! menurut Sisi donk.. tapi gue ya gak tau bunga kesukaan dia apa..”
“ kebanyakn cewek suka mawarr.. nah loe kasih aja mawar merah sebagai tanda api asmara loe yang membara ke dia.” ujar Alvin sumringah.
“ Ehmm.. ntar ada les kan, anter gue sekarang beli bunga.. ntar les gue kasih ke dia.. oke?”
“Sip..”
Kita pun berbalik arah menuju toko bunga yang gak jauh juga dari rumah gue dan Alvin.
Sesampainya kita disana, gue ngeliat motor Candra parkir di depaan toko.
“ Vin.. tu kan motornya Candra?” tanya gue memastikan.
“ Iye bener.. “
“ Ngapain dia kesini?”
“ Beli bunga lah.. masa’ beli beton. Udahlah masuk aje.. “ ajak Alvin.
Gue dan Alvin pun masuk.. terlihat Candra berdiri milih bunga sendiri.. dia ada di depan kumpulan bunga mawar putihh..
“ kok dia berdiri di depan mawar putih? jangan-jangan Sisi sukanya mawar putihh..” tebak gue.
“ Hemm.. gak papalah..”
“ Gak papa apanya ! ntar gue salah lagii..”
“ Loe ini.. loe harus yakin Ka.. dalam hal kayak gini loe harus sok tau, dengan cara sok tau gini Sisi pasti seneng soalnya loe bisa ngebuat dia terhibur sedikit dengan apa yang loe tau sendiri.. “
“ Alahh bahasa loe gak gue ngerti.. ya udah deh terserah loe aje..”
Gue dan Alvin menuju bunga mawar merah yang udah mekar-mekar indahh.. lalu memilih-milih ditemani penjual bunganya.
.

ehm....ehm...


Sore itu aku duduk2 di teras belakang rumah.sambil liatin ikan hias piaraan papa di kolam kecil samping teras.aku masih memikirkan kata2 Vicka teman baikku di sekolah “mau sampai kapan kamu menjalin hubungan terlarang kamu sama Dicky,inget grace kamu udah di jodohin sama Winston!”.”vick..aku itu masih 18 tahun pernikahan ku sama winston itu toh masih nanti kalo aku lulus kuliah.masih 5 tahunan lagi.aku cinta sama Dicky vick.aku gag cinta sama Winston.”..”bukannya aku maksa kamu say..tapi kasian dicky nantinya.kamu bisa lihat kan betapa dicky cinta sama kamu…gimana nanti kalo saat dicky semakin mencintai kamu,kamu malah menikah dengan orang lain.pikirin perasaannya dicky”.

hhuuhh…..Aku menghela napas panjang.rumit nya kisah cintaku…aku hanya ingin bahagia dengan orang yang aku cintai kenapa sesulit ini.bulan depan aku sudah lulus dari SMA itu artinya aku akan ninggalin indonesia.karena mama dan papa ingin aku kuliah di singapore.di kampus yang sama dengan Wins..anak temen papa sekaligus temen kecil aku.orang tuaku dan Wins udah sepakat menjodohkan kami nantinya.awalnya aku setuju2 aja.tapi semenjak aku mengenal dicky semua berubah….. 


“Grace!! Ada telfon dari Wins”teriak mama dari dalam yang memecahkan semua lamunanku tentang dicky
“iya ma.. bentar”
“Halo Grace!”terdengar suara Wins dari seberang sana
“Hai Wins…tumben telfon aku”
“Tumben???bukannya emang 2hari sekali aku telfon kamu yaa??”
“oh eh I iya Wins..lupa..”jawabku gugup
“Lupa??kamu kenapa sih hun?ada masalah ya kok gak konsen gitu.apa aku ganggu kamu nih”
“oh…gak kok wins sory sory….lagi banyak pikiran nih biasa deg deg an nunggu pengumuman kelulusan”
“oh.kamu pasti lulus kok sayang percaya deh sama aku…”
“Wins sory nih aku ngantuk banget telfonnya besok lagi aja ya…muach ”